Profil Desa Sokoduwet
Ketahui informasi secara rinci Desa Sokoduwet mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Kelurahan Sokoduwet, Kecamatan Pekalongan Selatan, lumbung padi Kota Pekalongan sekaligus sentra industri tahu yang terus berkembang. Temukan potensi agraris, ekonomi kreatif, dan geliat pembangunan infrastruktur di wilayah strategis ini.
-
Pusat Agraris dan Pangan
Dikenal sebagai "lumbung padi" Kota Pekalongan, Sokoduwet memiliki peran krusial dalam menjaga ketahanan pangan lokal melalui lahan pertaniannya yang aktif.
-
Sentra Ekonomi Kreatif
Merupakan pusat produksi tahu yang signifikan dengan adanya "Kampung Tahu", yang menopang perekonomian puluhan pelaku IKM dan memasok produknya ke wilayah sekitar.
-
Komunitas Dinamis dan Berdaya
Memiliki masyarakat yang aktif terlibat dalam pembangunan infrastruktur melalui program seperti TMMD dan menunjukkan semangat inovasi melalui inisiatif pemuda di bidang lingkungan dan pertanian.

Terletak di bagian selatan Kota Pekalongan, Kelurahan Sokoduwet menjelma menjadi sebuah wilayah yang dinamis dengan karakteristik unik. Berperan ganda sebagai lumbung padi dan pusat industri tahu, Sokoduwet menyajikan potret perpaduan antara kearifan agraris dan geliat ekonomi kreatif. Wilayah yang merupakan hasil penggabungan dari dua kelurahan, Soko dan Duwet, ini terus berbenah melalui berbagai program pembangunan dan inovasi untuk meningkatkan kesejahteraan warganya.
Letaknya yang strategis di Kecamatan Pekalongan Selatan menjadikan Sokoduwet sebagai salah satu penopang penting bagi kehidupan masyarakat Kota Pekalongan. Dengan akses yang mudah, termasuk kedekatannya dengan jalur tol, kelurahan ini memiliki potensi besar untuk terus tumbuh, tidak hanya sebagai pemasok pangan tetapi juga sebagai destinasi ekonomi yang menjanjikan.
Sejarah dan Tata Pemerintahan
Kelurahan Sokoduwet secara administratif terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 8 Tahun 2013 tentang Penggabungan Kelurahan. Kebijakan ini menyatukan dua wilayah yang sebelumnya dikenal sebagai Kelurahan Soko dan Kelurahan Duwet menjadi satu entitas pemerintahan baru di bawah Kecamatan Pekalongan Selatan. Proses penggabungan ini menandai babak baru dalam tata kelola pemerintahan dan pembangunan wilayah.
Secara geografis, Sokoduwet berbatasan langsung dengan kelurahan-kelurahan lain di Kecamatan Pekalongan Selatan. Wilayahnya mencakup permukiman penduduk, lahan pertanian, serta area industri rumahan. Struktur pemerintahannya dipimpin oleh seorang Lurah yang bertanggung jawab kepada Camat Pekalongan Selatan. Dalam menjalankan roda pemerintahan, Lurah dibantu oleh perangkat kelurahan serta lembaga kemasyarakatan seperti Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) yang berperan aktif dalam menjembatani aspirasi warga.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Pekalongan menunjukkan, pada tahun 2021, jumlah penduduk Kelurahan Sokoduwet tercatat sebanyak 7.640 jiwa, yang terdiri dari 3.846 laki-laki dan 3.794 perempuan. Komposisi penduduk yang heterogen ini menjadi modal sosial yang kuat dalam mendorong berbagai kegiatan pembangunan dan kemasyarakatan di tingkat kelurahan.
Lumbung Padi di Tengah Kota
Di tengah laju urbanisasi Kota Pekalongan, Kelurahan Sokoduwet tetap mempertahankan eksistensinya sebagai salah satu kawasan pertanian padi yang vital. Hamparan sawah yang hijau menjadi pemandangan kontras yang menyejukkan di antara deru pembangunan kota. Keberadaan lahan pertanian ini menjadikan Sokoduwet dijuluki sebagai "lumbung padinya Kota Pekalongan".
Para petani yang tergabung dalam beberapa kelompok tani, seperti Tani Makmur, Subur Makmur dan Sri Murni, menjadi tulang punggung sektor pertanian di wilayah ini. Mereka secara turun-temurun mengolah lahan untuk memenuhi kebutuhan beras lokal. Meskipun menghadapi berbagai tantangan modern seperti isu kelangkaan pupuk bersubsidi, semangat para petani tidak pernah surut.
Pemerintah Kota Pekalongan, melalui dinas terkait, terus memberikan perhatian terhadap sektor pertanian di Sokoduwet. Berbagai program penyuluhan dan bantuan kerap digulirkan untuk menjaga produktivitas dan meningkatkan kesejahteraan petani. "Kami terus berkoordinasi dengan pemerintah dan pihak terkait untuk memastikan ketersediaan sarana produksi pertanian, terutama pupuk, agar petani kami dapat terus berproduksi secara optimal," ujar seorang perwakilan kelompok tani dalam sebuah kesempatan. Keberhasilan mempertahankan lahan pertanian produktif ini menjadi bukti nyata komitmen Sokoduwet dalam menjaga ketahanan pangan kota.
Denyut Nadi Ekonomi Kreatif: Sentra Tahu Sokoduwet
Selain sektor agraris, Sokoduwet juga dikenal luas sebagai pusat industri kecil menengah (IKM) penghasil tahu. Aktivitas produksi tahu di wilayah ini telah berjalan secara turun-temurun dan menjadi sumber penghidupan bagi puluhan keluarga. Kualitas tahu Sokoduwet yang dikenal gurih dan padat berhasil menembus pasar lokal hingga ke kabupaten tetangga seperti Kabupaten Pekalongan dan Batang.
Untuk semakin mengukuhkan citra tersebut, pada awal Maret 2023, Pemerintah Kota Pekalongan meresmikan "Kampung Tahu Sokoduwet". Inisiatif ini merupakan upaya untuk membranding dan mengembangkan potensi IKM tahu secara lebih terintegrasi. "Pelatihan pengolahan tahu ditingkatkan dibarengi dengan peningkatan pemasaran. Rencana pemasangan gapura Kampung Tahu Sokoduwet dilakukan di lokasi yang strategis agar lebih dikenal masyarakat luas," ungkap Walikota Pekalongan, H.A. Afzan Arslan Djunaid, saat peresmian.
Di Kampung Tahu ini, terdapat sekitar 40 pelaku IKM yang setiap harinya memproduksi tahu. Salah seorang perajin, Nur Hidayah, menuturkan bahwa usaha ini merupakan warisan keluarga yang terus ia kembangkan. Keberadaan Kampung Tahu tidak hanya meningkatkan aspek ekonomi, tetapi juga membuka potensi wisata edukasi bagi masyarakat yang ingin melihat langsung proses pembuatan salah satu makanan paling populer di Indonesia ini.
Pembangunan Infrastruktur dan Geliat Komunitas
Pembangunan infrastruktur menjadi salah satu fokus utama untuk mendukung aktivitas dan mobilitas warga Kelurahan Sokoduwet. Salah satu program signifikan yang baru-baru ini dilaksanakan yakni TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Sengkuyung Tahap I Tahun 2024. Program yang merupakan sinergi antara TNI, Pemerintah Kota Pekalongan, dan masyarakat ini menyasar pengaspalan jalan dengan volume panjang 332 meter dan lebar hingga 4 meter.
Dandim 0710/Pekalongan, Letkol Inf Rizky Aditya, menjelaskan bahwa TMMD tidak hanya berfokus pada sasaran fisik tetapi juga non-fisik, seperti penyuluhan wawasan kebangsaan, kamtibmas, hingga pertanian. "Keterlibatan masyarakat untuk ikut turun langsung bersama TNI mengerjakan program TMMD ini sangat luar biasa," tandasnya pada Februari 2024. Peningkatan kualitas jalan ini terbukti mempermudah aktivitas warga, baik dalam kegiatan ekonomi maupun sosial sehari-hari.
Di samping itu, semangat gotong royong dan kepedulian sosial warga Sokoduwet sangat tinggi. Berbagai kegiatan kemasyarakatan rutin dilaksanakan, mulai dari kerja bakti membersihkan lingkungan hingga program-program inovatif yang digagas oleh pemuda. Salah satunya yakni inovasi incinerator (alat pembakar sampah) dari barang bekas yang dibuat oleh Kelompok Tani Jaya. Ada pula inisiatif pemuda tani yang mengubah lahan tidak produktif menjadi lahan hidroponik, menunjukkan semangat adaptasi dan inovasi di kalangan generasi muda.
Kehidupan Religius dan Sosial Kemasyarakatan
Masyarakat Kelurahan Sokoduwet dikenal religius, dengan mayoritas penduduk memeluk agama Islam. Nuansa keagamaan ini tercermin dari banyaknya kegiatan rutin yang diselenggarakan di masjid-masjid dan mushala, seperti pengajian dan majelis taklim. Masjid Ar-Rohmah menjadi salah satu pusat kegiatan keagamaan terbesar di kelurahan ini, berfungsi tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat interaksi sosial warga.
Kehidupan sosial yang harmonis dan nilai-nilai kegotongroyongan yang kental menjadi fondasi utama dalam setiap kegiatan pembangunan di Sokoduwet. Dari Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) tingkat kelurahan hingga pelaksanaan program bantuan sosial, partisipasi aktif masyarakat selalu menjadi kunci keberhasilan. Hal ini menunjukkan bahwa Sokoduwet bukan hanya sebuah wilayah administratif, melainkan sebuah komunitas yang hidup dan terus bertumbuh secara bersama-sama.